Sesudah
kebutuhan-kebutuhan sumber daya manusia dipikirkan dan direncanakan, maka
langkah berikutnya adalah melakukan analisis dan klasifikasi pekerjaan.
Analisis pekerjaan adalah usaha yang sistematik dalam mengumpulkan, menilai dan
mengorganisasikan semua jenis pekerjaan yang terdapat dalam suatu organisasi.
Berarti dalam suatu organisasi diperlukan keberadaan sekelompok analis pekerjaan
yang bertugas melakukan analisis terhadap semua pekerjaan yang ada.
Analisis
pekerjaan ini akan menghasilkan suatu daftar uraian pekerjaan pernyataan
tertulis mengenai kewajiban-kewajiban pekerja dan bisa juga mencakup standar
kualifikasi, yang merinci pendidikan dan pengalaman minimal yang diperlukan
bagi seorang pekerja untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban dari kedudukannya
secara memuaskan.
Kegiatan
analisis pekerjaan merupakan hal yang sangat penting bagi suatu organisasi.
Dikatakan demikian, karena berbagai tindakan dalam pengelolaan sumber daya
manusia tergantung pada informasi tentang analisis pekerjaan yang telah
dilakukan.
Maka
dalam makalah ini akan membahas tentang “analisis pekerjaan” sebagai
kajian untuk mengetahui apa yang dituntut oleh pekerjaan dan tipe orang seperti
apa yang harus mengerjakanya.
Metode Mengumpulkan Analisis Pekerjaan
Melakukan analisis pekerjaan biasanya
melibatkan gabungan dari seorang spesialis SDM, pekerja, dan penyelia pekerja.
Spesialis SDM (manaajer SDM, analis pekerjaan, atau konsultan). Penyelia dan
pekerja bisa mengisi kuesioner yang berisi aktivitas bawahanya. Penyelia dan
pekerja nantinya bisa menelaah dan mengesahkan kesimpulan analis pekerjaan
mengenai aktivitas dan kewajiban pekerjaaan itu.
Metode yang paling populer untuk
mengumpulkan data analisis pekerjaan adalah wawancara, kuosioner, observasi,
dan diary/catatan laporan.
1.
Wawancara
Para manajer menggunakan tiga jenis
wawancara untuk mengumpulkan data analisis pekerjaan, yaitu wawancara
individual dengan setiap karyawan, wawancara kelompok dengan sekelompok
karyawan yang memiliki pekerjaan sama, dan wawancara dengan satu atau banyak
penyelia yang mengetahui pekerjaan tersebut.
Jenis wawancara apapun yang digunakan,
penanya harus yakin bahwa orang yang diwawancarai memahami sepenuhnya alasan
wawancara, karena ada kecenderungan bahwa wawancara adalah bentuk dari
penilaian benar atau salah yang menjadi evaluasi efisiensi.
2.
Kuesioner
Sebelumnya harus menentukan bagaimana
struktur kuesioner dan pertanyaan yang digunakan. Setiap karyawan harus mengisi
satu dari kemungkinan ratusan kewajiban atau tugas khusus. Orang tersebut
diminta untuk menunjukan apakah melaksanakan setiap tugas dan berapa lama waktu
yang digunakanya.
Menggunakan kuesioner adalah cara yang
cepat dan efisien. Namun, mengembangkan dan mengujinya (dengan meyakinkan
pekerja memahami pertanyaanya) bisa menjadi mahal dan memakan waktu.
3.
Observasi
Metode ini berguna untuk pekerjaan yang
terdiri dari aktivitas fisik yang dapat diamati (ex.pekerja perakitan dan
petugas akunting). Namun tidak sesuai untuk pekrjaan yang membutuhkan banyak
aktivitas mental (pengacara, insinyur perancangan) dan bila karyawan hanya
sekali-kali terlibat dalam aktivitas penting (seorang juru rawat yang menangani
gawat darurat). Masalah yang lain adalah reaktivitas, pekerja berubah
perilakunya karena kegiata pengawasan.
Pendekatan yang dilakukan adalah mengamati
pekerjaan selama siklus pekerjaan berlangsung dan mencatatnya. Kemudian
mengakumulasikan informasi dan hasil wawancara dengan pekerja. Lalu memintanya
untuk menjelaskan hal yang tidak dipahami dan aktivitas yang tidak diamati.
Pengamatan dan wawancara juga dapat dilakukan secara simultan (bertanya saat
pekerja melakukan pekerjaanya).
4.
Catatan
Laporan Partisipan
Pendekatan lain adalah dengan menanyakan
kepada pekerja untuk menyimpan sebuah catatan laporan tentang aktivitas yang
mereka lakukan beserta waktunya. Ini dapat menghasilkan gambaran yang lengkap
tentang pekerjaan, khususnya saat ditambahkan wawancara dengan pekerja dan
penyelianya. Meskipun karyawan mungkin membesarkan atau mengurangi aktivitas
lainnya. Namun, sifat yang rinci dan kronologis dari laporan cenderung untuk
mengurangi masalah ini.
Jenis
Analisis Pekerjaan
Terdapat
dua jenis analisis pekerjaan, yakni; analisis pekerjaan tradisional (traditional
job description) dan analisis pekerjaan yang berorientasikan hasil (results-oriented
job description).
1) Analisis
Pekerjaan Tradisional
Model
tradisional ini hanya mencari informasi sekitar tiga aspek, yakni:
a. Tanggungjawab
(responsibilities), merinci unit organisasi kepada mana suatu kedudukan
harus bertanggungjawab, harus tunduk kepada pengarahan dan bagian pengendalain
pelaksanaan.
b. Kewajiban-kewajiban
(duties) umum dari seorang yang sedang memegang suatu kedudukan dan;
c. Kualifikasi-kualifikasi
(qualifications) minimal yang diterima sebagai kelayakan.
2) Analisis
Pekerjaan yang Berorientasikan Hasil
Analisis
pekerjaan jenis ini berasumsi bahwa uraian pekerjaan akan menjadi lebih
bermanfaat jika uraian pekerjaan tersebut memperjelas harapan-harapan
organisasi kepada para pekerja, dan keterkaitan antara tugas-tugas,
standar-standar, kecakapan-kecakapan, dan kualifikasi-kualifikasi minimal. Oleh
karena itu, analisis pekerjaan ini memuat keterangan-keterangan yang berkisar
pada pernyataan-pernyataan, seperti;
a. Task merupakan perilaku-perilaku, kewajiban-kewajiban
atau fungsi yang penting bagi suatu pekerjaan.
b. Conditions merupakan bagaimana sifat dasar pada pekerjaan, atau
syarat-syarat yang diperlukan agar pekerjaan itu terlaksana.
c. Standartds merupakan harapan-harapan performansi obyektif yang
diberikan pada setiap tugas, yang dituangkan menurut ketentuan standar
kuantitas, kualitas, atau ketepatan waktu yang benar-benar dikaitkan dengan
tujuan organisasi.
d. SKAs merupakan kecakapan, pengetahuan, dan kemampuan yang
dibutuhkan untuk melaksanakan setiap tugas pada standar minimal yang diterima.
e. Qualifications merupakan pendidikan dan pengalaman serta
kualifikasi lain yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa para pekerja mempunyai
SKAs yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas.
Faustino
Cordoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, ANDI,
2003.
Sondang
P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Bumi Aksara,
2006.
Gary
Dessler, ManajemenSumberDayaManusia; Edisi 9,trj. Eli Tanya, INDEKS
kelompok GRAMEDIA, Jakarta, 2004.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.