Oleh: Dwi Fahrianto
Barangkali kegiatan desain yang paling menantang (dan membingungkan) bagi manajemen adalah pengembangan dan pengaturan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap karyawan dan kelompok karyawan ini diakibatkan paling tidak tiga hal berikut:
Barangkali kegiatan desain yang paling menantang (dan membingungkan) bagi manajemen adalah pengembangan dan pengaturan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap karyawan dan kelompok karyawan ini diakibatkan paling tidak tiga hal berikut:
1. Pada
hakekatnya sering terjadi konflik antara kebutuhan-kebutuhan dan
keinginan-keinginan karyawan dan kelompok karyawan dengan berbagai persyaratan
desain pekerjaan.
2. Sifat
unik setiap karyawan mengakibatkan munculnya bermacam-macam tanggapan dalam wujud
sikap, kegiatan phisik dan produktivitas dalam pelaksanaan pekerjaan tertentu.
3. Pembahan-perubahan
lingkungan, organisasional dan perilaku karyawan membuat desain pekerjaan,
ketepatan pendekatanpendekatan pengembangan kerja standar dan model-model tradisional
perilaku karyawan harus selalu dipertanyakan.
Elemen-elemen organisasional
pada desain pekerjaan berkaitan dengan
efisiensi. Pekerjaan-pekerjaan yang dirancang secara efisien mendorong karyawan
yang mampu dan termotivasi untuk mencapai keluaran maksimum. Elemen-elemen
organisasi terdapat beberapa yaitu :
1. Pendekatan
Mekanistik
Pendekatan
mekanistik berupaya untuk mengidentifikasikan setiap tugas dalam suatu
pekerjaan agar tugas-tugas dapat diatur untuk meminimumkan waktu dan tenaga
para karyawan. Setelah identifikasi tugas selesai, sejumlah tugas dikelompokkan
menjadi suatu pekeijaan. Hasilnya adalah spesialisasi.
Pendekatan
mi menekankan efisiensi waktu, tenaga, biaya tenaga kerja, latihan dan waktu
belajar karyawan. Teknik mi masih secara luas digunakan dalam operasi-operasi
perakitan pada jaman sekarang, dan terutama efektip bila para karyawari kurang
berpendidikan atau kurang mempunyai penga1amar industrial.
2. Aliran
Kerja
Aliran
kerja dalam suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh sifat produk atau jasa.
Produk atau jasa biasanya menentukan urutan dan keseimbangan
pekeijaan-pekeijaan.
3. Praktek-praktek
kerja
Praktek-praktek kerja
adalah cara-cara pelaksanaan kerja yang ditetapkan. Metode-metode ini bisa
terbentuk dari tradisi, atau kesepakatan kolektip para karyawan, atau bagian
kontrak (perjanjian) kerja serikat karyawan manajemen. Hal ini mengurangi
fleksibiitas departemen personalia dalam merancang pekerjaanpekeijaan.
Elemen-elemen Lingkungan
Aspek kedua desain pekerjaan berkaitan
dengan elemen-elemen lingkungan. Seperti dalam hampir semua kegiatan
personalia, para perancang pekerjaan tidak dapat mengabaikan pengaruh
lingkungan eksternal. Elemen-elemen lingkungan pokok dalam perancangan
pekeijaan-pekerjaan adalah kemampuan dan tersedianya para karyawan potensial,
dan pengharapan-pengharapan sosial. Bagian-bagaian elemen lingkungan adalah :
1. Kemampuan Dan Tersedianya Karyawan
Pertimbangan
efisiensi harus diselaraskan dengan kemampuan dan tersedianya karyawan yang
akan melaksanakan pekerjaan. Sebagai contoh, meskipun tingkat pengangguran
tinggi, banyak lowongan pekerjaan yang kadang-kadang sulit untuk diisi karena
tidak tersedianya calon karyawan yang mempunyai kernampuan tertentu.
2. Berbagai Pengharapan Sosial
Desain pekerjaan juga
dipengaruhi oleh pengharapan masyarakat. Sebagai contoh, masyarakat di mana
lokasi pabrik berada, meskipun tidak berketrampilan, dalam kenyataannya sering
menuntut lapangan pekerjaan yang tersedia bagi mereka. Di samping itu, para
karyawan yang semakin berpendidikan mempunyai pengharapan lebih tinggi dalam
hal kualitas kehidupan kerja. Meskipun aliran dan praktek-praktek kerja mungkin
menyarankan suatu desain pekerjaan tertentu, pekerjaan harus memenuhi
harapan-harapan para karyawan.
Elemen-elemen Keperilakuan
Ada beberapa elemen keperilakuan yang
perlu dipertimbangkan dalam desain pekerjaan, yaitu:
1. Otonomi
Yang
berarti mempunyai tanggung-jawab atas apa yang dilakukan. Pekerjaan-pekeijaan
yang memberikan kepada para karyawan wewenang untuk mengambil keputusan-keputusan,
berarti menambah tanggung-jawab, akan cenderung meningkatkan perasaan dipercaya
dan dihargai. Kurangnya otonomi akan menyebabkan karyawan menjadi apatis atau
menurun prestasi kerjanya.
2. Variasi
Kurangnya
variasi pekerjaan bisa menyebabkan kebosanan. Dan selanjutnya, kebosanan
menimbulkan kelelahan, dan kelelahan rnengakibatkan kesalahan-kesalahan.
3. Identitas
Tugas.
Bila
pekerjaan-pekerjaan tidak mempunyai identitas, para karyawan tidak akan atau
kurang merasa bertanggung-jawab dan mungkin kurang bangga dengan
hasil-hasilnya. ini berarti kontribusi mereka tidak tampak, sehingga kepuasan
kerja bisa menurun.
4. Umpan
Balik
Bila
pekerjaan-pekerjaan memberikan umpan-balik tentang seberapa baik pelaksanaan
pekerjaan, maka karyawan akan mempunyai pedoman atau motivasi.
Sumber:
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.