Desain pekerjaan atau job design merupakan faktor
penting dalam manajemen terutama manajemen operasi karena selain berhubungan
dengan produktifitas juga menyangkut tenaga kerja yang akan melaksanakan
kegiatan operasi perusahaan.
Desain pekerjaan adalah suatu alat untuk memotivasi dan memberi tantangan pada karyawan. Oleh karena itu perusahaan perlu memiliki suatu sistem kerja yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien yang dapat merangsang karyawan untuk bekerja secara produktif, mengurangi timbulnya rasa bosan dan dapat meningkatkan kepuasan kerja, desain pekerjaan terkadang digunakan untuk menghadapi stress kerja yang dihadapi karyawan.
Desain pekerjaan adalah suatu alat untuk memotivasi dan memberi tantangan pada karyawan. Oleh karena itu perusahaan perlu memiliki suatu sistem kerja yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien yang dapat merangsang karyawan untuk bekerja secara produktif, mengurangi timbulnya rasa bosan dan dapat meningkatkan kepuasan kerja, desain pekerjaan terkadang digunakan untuk menghadapi stress kerja yang dihadapi karyawan.
Tujuan dari desain
pekerjaan yaitu mengatur pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan organisasi dan
digunakan untuk memotivasi dan menciptakan peluang kepada individu pemegang
jabatan untuk mencapai kinerja yang lebih baik dan memperoleh kepuasan kerja.
Menurut Syafaruddin (2010: 123) ada 4
faktor yang perlu diperhatikan sebagai dasar penyusunan desain jabatan yaitu:
·
Tujuan-tujuan organiasi
Tujuan-tujuan
organiasional termasuk tugas-tugas, kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab yang
harus dilakukan oleh suatu jabatan perlu dipertimbangkan agar aktivitas suatu
pekerjaan mampu mencapai tujuan strategic organisasi.
·
Kualitas kehidupan kerja
Pertimbangan
tentang lingkungan kerja yang favorable melalu peningkatan faktor fisik, sosial
dan psikologis, harus menjadi dasar bagi desain jabatan.
·
Kerekayasaan manusia
Dalam
mendesai suatu jabatan, keterbatasan dan kemampuan manusia perlu menjadi
pertimbangan individu yang mendukung tugas-tugas dalam suatu jabatan, perlu
direkayasa agar bersifat manusiawi. Artinya, tuga-tugas yang menjadi tanggung
jawabnya masih dalam lingkup kemampuan dan keterbatasannya.
Teknik
Desain Pekerjaan
Menurut Simamora (2004:118)
teknik-teknik desain pekerjaan dapat dilakukan dengan cara :
1.
Simplikasi pekerjaan
Simplikasi pekerjan merupakan suatu
teknik desain pekerjaan yang mengarah kepada pekerjaan yang sangat terspesialisasi. Ini berarti
pekerjaan disederhanakan atau dipecah-pecah menjadi bagian terkecil, biasanya terdiri dari
beberapa operasi. Pekerjaan dapat dilakukan secara bersama-sama sehingga
pekerjaan dapat dikerjakan secara lebih cepat. Resiko simplikasi pekerjaan
adalah bahwa pekerjaan-pekerjaan bisa menjadi terspesialisasi sehingga
menimbulkan
kebosanan
yang tinggi.
2.
Rotasi pekerjaan
Teknik desain pekerjaan dengan
memungkinkan adanya rotasi pekerjaan akan membuat seorang pegawai secara
sistematis berpindah dari satu posisi ke posisi atau pekerjaan yang lainnya didalam
organisasi. Dengan teknik ini akan membuat pegawai tidak merasa bosan dan
banyak bidang pekerjaan yang akan diketahuinya. Namun tingkat produktivitas
akan rendah, hal ini disebabkan karena para pegawai yang baru pindah ke
pekerjaannya yang baru akan terlebih dahulu menyesuaikan diri dan memahami
pekerjaannya.
3.
Pemekaran pekerjaan
Pemekaran pekerjaan merupakan suatu
teknik desain pekerjaan dengan mengadakan perluasan kerja. Perluasan kerja
merupakan kebalikan dari simplikasi pekerjaan. Pekerjaan diperluas sampai pada
tingkat dimana bagian-bagian yang berkaitan erat dan saling mendukung diselesaikan
oleh seorang pegawai atau bagian. Hal ini sangat mengurangi tingkat kebosanan
dan akan meningkatkan kepuasan kerja. Tingkat kebosanan yang turun dan
meningkatkan kepuasan kerja disebabkan banyaknya variasi pekerjaan bagi pegawai
yang akan menambah arti dan tanggung jawab pekerjaan. Pemekaran pekerjaan
bersifat horizontal, maksudnya pemekaran pekerjaan ditujukan kepada
pekerjaan-pekerjaan yang sederajat yang masih mempunyai kesamaan fungsi, tugas
dan tanggung jawabnya.
4.
Pemerkayaan Pekerjaan
Pemerkayaan pekerjaan merupakan penambahan
tugas dan tanggung jawab dari para pegawai. Pemerkayaan pekerjaan dirancang
untuk mengurangi kebosanan yang sering menjadi masalah dalam pekerjaan yang
berulang-ulang. Program ini memberikan lebih banyak otorisasi untuk
melaksanakan pekerjaan dan pengambilan keputusan dan meningkatkan tanggung
jawab. Pemerkayaan pekerjaan bersifat vertikal, maksudnya pemerkayaan pekerjaan
ditujukan kepada pekerjaan-pekerjaan yang berada di atasnya yang masih
mempunyai fungsi yang bersamaan.
Elemen
atau Unsur Design Jabatan
Unsur organisasi mempunyai kaitan
erat dengan desain pekerjaan yang efisien. Untuk mencapai output maksimum dari
pekerjaan-pekerjaan karyawan. (Hannaway,2004:119).
Menurut
(Handoko,1987:33) berbagai tantangan desain pekerjaan bersumber dari
permintaan-permintaan organisasional, lingkungan, dan keperilakuan. Bila tuntutan-tuntutan
itu dipertimbangkan dan dipadukan secara hati-hati dengan desain pekerjaan yang
tepat, hasilnya adalah pekerjaan yang diproduktif dan memuaskan. Tetapi bila berbagai
masukan atau keluaran yang diinginkan diabaikan, maka akan menimbulkan masalah-masalah.
Berikut elemen-elemen menurut Handoko :
1. Elemen-elemen
Organisasional
Elemen-elemen
organisasional pada desain pekerjaan bersangkutan
dengan efisiensi. Pekerjaan-pekerjaan
yang dirancang secara efisien mendorong karyawan yang mampu dan termotivasi
untuk mencapai keluaran maksimal. Bila karyawan bekerja berulang-ulang, sampai
batas tertentu tingkat keluaran biasanya lebih tinggi. Berikut uraian elemen-elemen
organisasional dalam desain pekerjaan:
·
Pendekatan Mekanistik
Berupaya untuk mengidentifikasikan
setiap tugas dalam suatu pekerjaan agar tugas-tugas dapat diatur untuk
meminimumkan waktu dan tenaga para karyawan. Setelah identifikasi tugas selesa,
sejumlah tugas dikelompokkan
menjadi
suatu pekerjaan. Hasilnya adalah spesialisasi.
·
Aliran Kerja
Aliran kerja dalam suatu organisasi
sangat dipengaruhi oleh sifat produk atau jasa. Produk atau jasa biasanya
menentukan urutan dan keseimbangan pekerjaan-pekerjaan.
·
Praktek-praktek Kerja
Merupakan cara-cara pelaksanaan
kerja yang ditetapkan. Metode-metode ini bisa terbentuk dari tradisi, atau
kesepakatan kolektip para karyawan, atau bagian
kontrak
(perjanjian) kerja serikat karyawan manajemen. Hal ini mengurangi fleksibilitas
departemen personalia dalam merancang pekerjaan-pekerjaan.
2. Elemen-elemen
Lingkungan
Seperti
dalam hampir semua kegiatan personalia, para perancang pekerjaan tidak dapat mengabaikan
pengaruh lingkungan eksternal. Elemen-elemen lingkungan pokok dalam perancangan
pekerjaan-pekerjaan adalah kemampuan dan tersedianya para karyawan potensial,
dan pengharapan-pengharapan sosial.
·
Kemampuan dan Tersedianya Karyawan
Pertimbangan efisiensi harus
diselaraskan dengan kemampuan dan tersedianya karyawan yang akan melaksanakan
pekerjaan.
·
Berbagai Pengharapan Sosial
Desain pekerjaan juga dipengaruhi
oleh pengharapan masyarakat. Disamping itu, para karyawan yang semakin
berpendidikan mempunyai pengharapan yang lebih tinggi dalam kualitas kehidupan kerja.
Meskipun aliran dan praktek-praktek kerja mungkin menyarankan suatu desain
pekerjaan tertentu, pekerjaan harus memenuhi harapan-harapan para karyawan.
3. Elemen-
elemen Keperilakuan
Ada
beberapa elemen keperilakuan yang perlu dipertimbangkan dalam desain pekerjaan,
yaitu:
·
Otonomi
Yang berarti mempunyai tanggung
jawab atas apa yang dilakukan.
Pekerjaan-pekerjaan
yang memberikan kepada para karyawan wewenang untuk mengambil keputusan-keputusan,
berarti menambah tanggung jawab, akan cenderung meningkatkan perasaan dipercaya
dan dihargai. Kurangnya otonomi
akan
menyebabkan karyawan menjadi apatis atau menurun prestasi kerjanya.
·
Variasi
Kurangnya variasi pekerjaan bisa
menyebabkan kebosanan. Dan selanjutnya, kebosanan menimbulkan kelelahan, dan
kelelahan mengakibatkan kesalahan-kesalahan.
·
Identitas Tugas
Bila pekerjaan-pekerjaan tidak
mempunyai identitas, para karyawan tidak akan atau kurang merasa
bertanggung-jawab dan mungkin kurang bangga dengan
hasil-hasilnya.
Ini berarti kontribusi mereka tidak tampak, sehingga kepuasan kerja bisa
menurun.
·
Umpan Balik
Bila pekerjaan-pekerjaan memberikan
umpan-balik tentang seberapa baik
pelaksanaan
pekerjaan, maka karyawan akan mempunyai pedoman atau motivasi
untuk
melaksanakan dengan lebih baik.
Faktor
yang mempengaruhi desain pekerjaan
1. Individu
Individu
memiliki perbedaan sikap, sifat, karakter, pandangan, persepsi, sosial budaya,
norma yang berbeda untuk setiap individunyadalam organisasi yang sama. Peran individu
dalam organisai sama pentingnya dengan pekerjaan sehingga SDM menjadi lebih focus
perhatian para manajer.
2. Teknologi
yang digunakan
Teknologi
berdampak pada desain pekerjaan. Jenis pekerjaan, alat yang digunakan, tata
letak, dan teknik untuk menghasilkan output merupakan kendala yang menghambat
kelancaran pekerjaan.
3. Biaya
dan anggaran
Anggaran
merupakan variable yang krusial di tiap organisasi. Manajemen harus berpijak
dari sisi ekonomis organisasi. Simber daya yang representative, harus
direncanakan sebagai awal keberhasilan organisasi. Manajemen harus secara
kontinu menyelaraskan manfaat-manfaat desai pekerjaan dengan pertimbangan
biaya.
4. Struktur
organisasi
5. Variable
internal meliputi:
-
Manajemen
-
Karyawan
-
Stakeholder
-
Serikat pekerja
Aji, Bramantyo.
2015. Desain Pekerjaan. Universitas Brawijaya
Handoko, Hani.
1993. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE
Nur, Rahmadani. 2012. Analisis Beban
Kerja dalam : http://www.slideshare.net/RahmadaniNur/bab-2-analisis-desain-pekerjaan?next_slideshow=1-
diakses pada tanggal 7 April
2016
Reza Ardiyansah. http://hiddengrazz.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-desain-pekerjaan-pendahuluan.html
dikses pada tanggal 8 April 2016
.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.