Friday, April 8, 2016

Desain Pekerjaan




            Desain pekerjaan atau  job design merupakan faktor penting dalam manajemen terutama manajemen operasi karena selain berhubungan dengan produktifitas juga menyangkut tenaga kerja yang akan melaksanakan kegiatan operasi perusahaan.
Desain  pekerjaan adalah suatu alat untuk memotivasi dan memberi  tantangan pada karyawan. Oleh karena itu perusahaan perlu memiliki suatu sistem kerja yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien  yang dapat merangsang karyawan untuk bekerja secara produktif, mengurangi timbulnya rasa bosan dan dapat meningkatkan kepuasan kerja,  desain  pekerjaan terkadang digunakan untuk menghadapi stress kerja yang dihadapi karyawan.
Tujuan dari desain pekerjaan yaitu mengatur pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan organisasi dan digunakan untuk memotivasi dan menciptakan peluang kepada individu pemegang jabatan untuk mencapai kinerja yang lebih baik dan memperoleh kepuasan kerja.
Menurut Syafaruddin (2010: 123) ada 4 faktor yang perlu diperhatikan sebagai dasar penyusunan desain jabatan yaitu:
·         Tujuan-tujuan organiasi
Tujuan-tujuan organiasional termasuk tugas-tugas, kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh suatu jabatan perlu dipertimbangkan agar aktivitas suatu pekerjaan mampu mencapai tujuan strategic organisasi.
·         Kualitas kehidupan kerja
Pertimbangan tentang lingkungan kerja yang favorable melalu peningkatan faktor fisik, sosial dan psikologis, harus menjadi dasar bagi desain jabatan.
·         Kerekayasaan manusia
Dalam mendesai suatu jabatan, keterbatasan dan kemampuan manusia perlu menjadi pertimbangan individu yang mendukung tugas-tugas dalam suatu jabatan, perlu direkayasa agar bersifat manusiawi. Artinya, tuga-tugas yang menjadi tanggung jawabnya masih dalam lingkup kemampuan dan keterbatasannya.

Teknik Desain Pekerjaan
            Menurut Simamora (2004:118) teknik-teknik desain pekerjaan dapat dilakukan dengan cara :
1.      Simplikasi pekerjaan
            Simplikasi pekerjan merupakan suatu teknik desain pekerjaan yang mengarah kepada pekerjaan  yang sangat terspesialisasi. Ini berarti pekerjaan disederhanakan atau dipecah-pecah menjadi  bagian terkecil, biasanya terdiri dari beberapa operasi. Pekerjaan dapat dilakukan secara bersama-sama sehingga pekerjaan dapat dikerjakan secara lebih cepat. Resiko simplikasi pekerjaan adalah bahwa pekerjaan-pekerjaan bisa menjadi terspesialisasi sehingga menimbulkan
kebosanan yang tinggi.
2.      Rotasi pekerjaan
            Teknik desain pekerjaan dengan memungkinkan adanya rotasi pekerjaan akan membuat seorang pegawai secara sistematis berpindah dari satu posisi ke posisi atau pekerjaan yang lainnya didalam organisasi. Dengan teknik ini akan membuat pegawai tidak merasa bosan dan banyak bidang pekerjaan yang akan diketahuinya. Namun tingkat produktivitas akan rendah, hal ini disebabkan karena para pegawai yang baru pindah ke pekerjaannya yang baru akan terlebih dahulu menyesuaikan diri dan memahami pekerjaannya.
3.      Pemekaran pekerjaan
            Pemekaran pekerjaan merupakan suatu teknik desain pekerjaan dengan mengadakan perluasan kerja. Perluasan kerja merupakan kebalikan dari simplikasi pekerjaan. Pekerjaan diperluas sampai pada tingkat dimana bagian-bagian yang berkaitan erat dan saling mendukung diselesaikan oleh seorang pegawai atau bagian. Hal ini sangat mengurangi tingkat kebosanan dan akan meningkatkan kepuasan kerja. Tingkat kebosanan yang turun dan meningkatkan kepuasan kerja disebabkan banyaknya variasi pekerjaan bagi pegawai yang akan menambah arti dan tanggung jawab pekerjaan. Pemekaran pekerjaan bersifat horizontal, maksudnya pemekaran pekerjaan ditujukan kepada pekerjaan-pekerjaan yang sederajat yang masih mempunyai kesamaan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya.
4.      Pemerkayaan Pekerjaan
            Pemerkayaan pekerjaan merupakan penambahan tugas dan tanggung jawab dari para pegawai. Pemerkayaan pekerjaan dirancang untuk mengurangi kebosanan yang sering menjadi masalah dalam pekerjaan yang berulang-ulang. Program ini memberikan lebih banyak otorisasi untuk melaksanakan pekerjaan dan pengambilan keputusan dan meningkatkan tanggung jawab. Pemerkayaan pekerjaan bersifat vertikal, maksudnya pemerkayaan pekerjaan ditujukan kepada pekerjaan-pekerjaan yang berada di atasnya yang masih mempunyai fungsi yang bersamaan.

Elemen atau Unsur Design Jabatan
            Unsur organisasi mempunyai kaitan erat dengan desain pekerjaan yang efisien. Untuk mencapai output maksimum dari pekerjaan-pekerjaan karyawan. (Hannaway,2004:119).
Menurut (Handoko,1987:33) berbagai tantangan desain pekerjaan bersumber dari permintaan-permintaan organisasional, lingkungan, dan keperilakuan. Bila tuntutan-tuntutan itu dipertimbangkan dan dipadukan secara hati-hati dengan desain pekerjaan yang tepat, hasilnya adalah pekerjaan yang diproduktif dan memuaskan. Tetapi bila berbagai masukan atau keluaran yang diinginkan diabaikan, maka akan menimbulkan masalah-masalah. Berikut elemen-elemen menurut Handoko :
1.      Elemen-elemen Organisasional
Elemen-elemen organisasional pada desain pekerjaan bersangkutan
dengan efisiensi. Pekerjaan-pekerjaan yang dirancang secara efisien mendorong karyawan yang mampu dan termotivasi untuk mencapai keluaran maksimal. Bila karyawan bekerja berulang-ulang, sampai batas tertentu tingkat keluaran biasanya lebih tinggi. Berikut uraian elemen-elemen organisasional dalam desain pekerjaan:
·         Pendekatan Mekanistik
            Berupaya untuk mengidentifikasikan setiap tugas dalam suatu pekerjaan agar tugas-tugas dapat diatur untuk meminimumkan waktu dan tenaga para karyawan. Setelah identifikasi tugas selesa, sejumlah tugas dikelompokkan
menjadi suatu pekerjaan. Hasilnya adalah spesialisasi.
·         Aliran Kerja
            Aliran kerja dalam suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh sifat produk atau jasa. Produk atau jasa biasanya menentukan urutan dan keseimbangan pekerjaan-pekerjaan.
·         Praktek-praktek Kerja
            Merupakan cara-cara pelaksanaan kerja yang ditetapkan. Metode-metode ini bisa terbentuk dari tradisi, atau kesepakatan kolektip para karyawan, atau bagian
kontrak (perjanjian) kerja serikat karyawan manajemen. Hal ini mengurangi fleksibilitas departemen personalia dalam merancang pekerjaan-pekerjaan.
2.      Elemen-elemen Lingkungan
      Seperti dalam hampir semua kegiatan personalia, para perancang pekerjaan tidak dapat mengabaikan pengaruh lingkungan eksternal. Elemen-elemen lingkungan pokok dalam perancangan pekerjaan-pekerjaan adalah kemampuan dan tersedianya para karyawan potensial, dan pengharapan-pengharapan sosial.
·         Kemampuan dan Tersedianya Karyawan
            Pertimbangan efisiensi harus diselaraskan dengan kemampuan dan tersedianya karyawan yang akan melaksanakan pekerjaan.
·         Berbagai Pengharapan Sosial
            Desain pekerjaan juga dipengaruhi oleh pengharapan masyarakat. Disamping itu, para karyawan yang semakin berpendidikan mempunyai pengharapan yang lebih tinggi dalam kualitas kehidupan kerja. Meskipun aliran dan praktek-praktek kerja mungkin menyarankan suatu desain pekerjaan tertentu, pekerjaan harus memenuhi harapan-harapan para karyawan.
3.      Elemen- elemen Keperilakuan
      Ada beberapa elemen keperilakuan yang perlu dipertimbangkan dalam desain pekerjaan, yaitu:
·         Otonomi
            Yang berarti mempunyai tanggung jawab atas apa yang dilakukan.
Pekerjaan-pekerjaan yang memberikan kepada para karyawan wewenang untuk mengambil keputusan-keputusan, berarti menambah tanggung jawab, akan cenderung meningkatkan perasaan dipercaya dan dihargai. Kurangnya otonomi
akan menyebabkan karyawan menjadi apatis atau menurun prestasi kerjanya.
·         Variasi
            Kurangnya variasi pekerjaan bisa menyebabkan kebosanan. Dan selanjutnya, kebosanan menimbulkan kelelahan, dan kelelahan mengakibatkan kesalahan-kesalahan.
·         Identitas Tugas
            Bila pekerjaan-pekerjaan tidak mempunyai identitas, para karyawan tidak akan atau kurang merasa bertanggung-jawab dan mungkin kurang bangga dengan
hasil-hasilnya. Ini berarti kontribusi mereka tidak tampak, sehingga kepuasan kerja bisa menurun.
·         Umpan Balik
            Bila pekerjaan-pekerjaan memberikan umpan-balik tentang seberapa baik
pelaksanaan pekerjaan, maka karyawan akan mempunyai pedoman atau motivasi
untuk melaksanakan dengan lebih baik.

Faktor yang mempengaruhi desain pekerjaan
1.      Individu
      Individu memiliki perbedaan sikap, sifat, karakter, pandangan, persepsi, sosial budaya, norma yang berbeda untuk setiap individunyadalam organisasi yang sama. Peran individu dalam organisai sama pentingnya dengan pekerjaan sehingga SDM menjadi lebih focus perhatian para manajer.
2.      Teknologi yang digunakan
      Teknologi berdampak pada desain pekerjaan. Jenis pekerjaan, alat yang digunakan, tata letak, dan teknik untuk menghasilkan output merupakan kendala yang menghambat kelancaran pekerjaan.
3.      Biaya dan anggaran
      Anggaran merupakan variable yang krusial di tiap organisasi. Manajemen harus berpijak dari sisi ekonomis organisasi. Simber daya yang representative, harus direncanakan sebagai awal keberhasilan organisasi. Manajemen harus secara kontinu menyelaraskan manfaat-manfaat desai pekerjaan dengan pertimbangan biaya.
4.      Struktur organisasi
5.      Variable internal meliputi:
-          Manajemen
-          Karyawan
-          Stakeholder
-          Serikat pekerja

Aji, Bramantyo. 2015. Desain Pekerjaan. Universitas Brawijaya
Handoko, Hani. 1993. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE
Nur, Rahmadani. 2012. Analisis Beban Kerja dalam : http://www.slideshare.net/RahmadaniNur/bab-2-analisis-desain-pekerjaan?next_slideshow=1-  diakses pada tanggal 7 April 2016
.
 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.