Pengertian
Desain
pekerjaan atau job design merupakan faktor penting dalam manajemen
terutama manajemen operasi karena selain berhubungan dengan produktifitas juga
menyangkut tenaga kerja yang akan melaksanakan kegiatan operasi perusahaan.
Handoko (2000) menyatakan bahwa desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja seseorang individu atau kelompok karyawan secara organisasional yang bertujuan untuk mengatur penugasan-penugasan kerja yang memenuhi kebutuhan organisasi, teknologi, dan keperilakuan. Selain itu, menurut Dwiningsih (2009) desain pekerjaan adalah sebuah pendekatan yang menentukan tugas-tugas yang terkandung dalam suatu pekerjaan bagi seseorang atau sekelompok karyawan dalam suatu organisasi.
Handoko (2000) menyatakan bahwa desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja seseorang individu atau kelompok karyawan secara organisasional yang bertujuan untuk mengatur penugasan-penugasan kerja yang memenuhi kebutuhan organisasi, teknologi, dan keperilakuan. Selain itu, menurut Dwiningsih (2009) desain pekerjaan adalah sebuah pendekatan yang menentukan tugas-tugas yang terkandung dalam suatu pekerjaan bagi seseorang atau sekelompok karyawan dalam suatu organisasi.
Spesialisasi
Sumber daya manusia harus mempunyai pemahaman tentang desain pekerjaan. Hal ini
karena desain (rancangan) pekerjaan merefleksikan organisasi, lingkungan dan
permintaan perilaku. Perancang-perancang desain pekerjaan mengambil
elemen-elemen ini sebagai pertimbangan dan mencoba untuk menciptakan pekerjaan
yang merupakan gabungan antara kepuasan dan produktifitas. Produktifitas dan
kepuasan tenaga kerja memberikan umpan baik, bagaimana sebaiknya pekerjaan itu
dirancang. Jeleknya rancangan pekerjaan berpengaruh pada rendahnya
produktivitas, perputaran karyawan, absensi, keluhan, sabotase, pengunduran
diri, serikat kerja dan lain-lain.
Analisa Desain
Pekerjaan
Analisis pekerjaan mengumpulkan informasi tentang berbagai
karakteristik pekerjaan dan pemegang jabatan. Sebelum melaksanakan pekerjaannya
seorang analisis perlu mengetahui/memahami organisasi terlebih dahulu tentang,
tujuan, disai, output dan input produk atau jasa perusahaan dan lain-lainnya
tentang organisasi perusahaan yang akan dianalisa. Mereka mungkin perlu
meriview laporan-laporan tentang laporan atau catatan-catatan perusahaan, atau
industri dan pemerintah tentang pekerjaan yang akan dianalisa.
Dalam pengumpulan informasi ada tiga tahap yang perlu
diperhatikan yaitu :
- Persiapan analisis pekerjaan. Dalam tahap ini ada dua kegiatan yang pokok yaitu, Indentifikasi pekerjaan dan penyusunan daftar pertanyaan.
- Pengumpulan data. Ada lima teknik dasar yang bisa digunakan dalam pengumpulan data :
·
Observasi
·
Wawancara
·
Kuesioner
·
Logs
·
Kombinasi
- Penyempurnaan data.
Setelah data terkumpul, maka
analisis perlu memisah-misahkan data yang berguna dan yang tidak dapat dipakai,
menyaring data yang relevan dan yang tidak relevan, serta meriview informasi
yang telah terkumpul. Data yang telah disempurnakan ini menjadi informasi yang
siap digunakan dalam berbagai bentuk. Kemudian informasi ini dikompilasikan
menjadi berbagai bentuk yang berguna seperti :
- Deskripsi pekerjaan.
- Spesifikasi pekerjaan.
- Standar-standar pekerjaan.
Handoko (2000) menjelaskan
unsur-unsur desain pekerjaan meliputi unsur organisasi, unsur lingkungan dan
unsur perilaku. Unsur organisasi terdiri dari pendekatan mekanik, aliran kerja
dan praktek-praktek kerja. Unsur lingkungan menyangkut tersedianya tanaga kerja
yang potensial. Unsur perilaku meliputi otonomi, variasi tugas, identitas tugas,
dan umpan balik.
1.
Unsur Organisasi
Desain pekerjaan harus dapat
meningkatkan produktivitas. Salah satu caranya dapat dilakukan melalui
pendekatan mekanistik, procedural, dan ergonomic. Jika dilakukan terlalu
mekanistik maka tidak akan memuaskan dan tidak akan meningkatkan kemampuan.
2.
Unsur Lingkungan
Mempertimbangkan keinginan
masyarakat, budaya, kemampuan, dan ketersediaan pegawai.
3.
Unsur Perilaku
Mempertimbangkan keinginan menusia
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan yang terdiri dari:
a.
Autonomy (Responsibility for work)
b. Task
Variety (use of different skill and ability)
c.
Task Identity (doing the whole piece of work)
d. Task
Siginificance (meaning of work to other)
e.
Feed Back (information on performance)
Manfaat Desain
Pekerjaan
Desain pekerjaan membantu dalam
menjelaskan pekerjaan apa yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakan
pekerjaan tersebut, berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan bagaimana
ketentuan yang harus dijalankan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan (Sunarto,
2005). Para penyusun desain pekerjaan harus mempertimbangkan hal-hal berikut (
Herjanto, 2000) :
1. Job
Enlargement (meningkatkan cakupan pekerjaan. Sama dengan meningkatkan job
variety, job identity, dan job significance)
2. Job
Encrichment (Meningkatkan otonomi. sama dengan meningkatkan job significance)
3. Job
Rotation (Meningkatkan job variety, dan job significance)
Menurut (Sunarto, 2005) desain
pekerjaan memiliki tujuan agar :
1.
Efisiensi operasional, produktifitas dan kualitas pelayanan menjadi
optimal
2.
Fleksibilitas dan kemampuan melaksanakan proses kerja secara horizontal dan
hirarki
3.
Minat, tantangan, dan prestasi menjadi optimal
4. Tanggung jawab tim ditetapkan sedemikian rupa, sehingga bisa meningkatkan kerja
sama dan efektifitas tim
5.
Integrasi kebutuhan individu karyawan dengan kebutuhan organisasi
Daftar Pustaka
Hadi, Andika. 2014.
DESAIN PEKERJAAN. dalam http://muhammad25b055.blogspot.co.id/2014/10/desain-pekerjaan.html
(diakses tanggal April 6, 2016)
Fachmi. 2012. Analisis
& Desain Pekerjaan. Dalam http://ema301.weblog.esaunggul.ac.id/2012/11/06/analisis-desain-pekerjaan/
(diakses tanggal April 6, 2016)
Naufal,
Faris dkk. 2015. MAKALAH DESAIN PEKERJAAN
. Malang : Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya.
Handoko, Hani T. Manajemen Personalia dan sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: 1993.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.