Steve M. Jex (2002:131) mendefinisikan kepuasan
kerja sebagai “tingkat afeksi positif seorang pekerja terhadap pekerjaan dan
situasi pekerjaan.” Bagi Jex, kepuasan kerja melulu berkaitan dengan sikap
pekerja atas pekerjaannya.
Sikap tersebut berlangsung dalam aspek kognitif dan perilaku. Aspek kognitif kepuasan kerja adalah kepercayaan pekerja tentang pekerjaan dan situasi pekerjaan: Bahwa pekerja yakin bahwa pekerjaannya menarik, merangsang, membosankan atau menuntut. Aspek perilaku pekerjaan adalah kecenderungan perilaku pekerja atas pekerjaannya yang ditunjukkan lewat pekerjaan yang dilakukan, terus bertahan di posisinya, atau bekerja secara teratur dan disiplin.
Sikap tersebut berlangsung dalam aspek kognitif dan perilaku. Aspek kognitif kepuasan kerja adalah kepercayaan pekerja tentang pekerjaan dan situasi pekerjaan: Bahwa pekerja yakin bahwa pekerjaannya menarik, merangsang, membosankan atau menuntut. Aspek perilaku pekerjaan adalah kecenderungan perilaku pekerja atas pekerjaannya yang ditunjukkan lewat pekerjaan yang dilakukan, terus bertahan di posisinya, atau bekerja secara teratur dan disiplin.
Pendapat
dari Gilmer (1966) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja sebagai berikut: (1) Kesempatan untuk maju, dalam hal ini ada tidaknya
kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja;
(2) Keamanan kerja. Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja,
baik bagi karyawan pria maupun wanita. Keadaan yang aman sangat mempengaruhi
perasaan karyawan selama kerja; (3) Gaji, lebih banyak menyebabkan
ketidakpuasan, dan jarang orang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan
sejumlah uang yang diperolehnya; (4) Perusahaan dan manajemen. Perusahaan dan
manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang
stabil. Faktor ini yang menentukan kepuasan kerja karyawan; (5) Pengawasan
(Supervise), Bagi karyawan, supervisor dianggap sebagai figur ayah dan
sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turn
over; (6) Faktor intrinsik dari pekerjaan. Atribut yang ada pada pekerjaan
mensyaratkan ketrampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan
tugas akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan; (7) Kondisi kerja, termasuk
di sini adalah kondisi tempat, ventilasi, penyinaran, kantin dan tempat parkir;
(8) Aspek sosial dalam pekerjaan,
merupakan salah
satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor yang
menunjang puas atau tidak puas dalam kerja; (9) Komunikasi. Komunikasi yang
lancar antar karyawan dengan pihak manajemen banyak dipakai alasan untuk
menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau
mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi karyawannya sangat
berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja; (10) Fasilitas. Fasilitas
rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan standar suatu jabatan
dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas.(As’ad, 2004: 115)
Harold E. Burt mengemukakan bahwa ada
tiga faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu: (As’ad, 1995:112)
1) Faktor hubungan antar karyawan, antara lain
:
a. Hubungan
antara manager dengan karyawan
b. Faktor fisis
dan kondisi kerja
c. Hubungan
sosial diantara karyawan
d. Sugesti dari
teman sekerja
e. Emosi dan
situasi kerja
2) Faktor Individu, yaitu yang berhubungan
dengan :
a. Sikap orang
terhadap pekerjaannya
b. Umur orang
sewaktu bekerja
c. Jenis kelamin
3) Faktor luar (external), yang berhubungan
dengan :
a. Keadaan
keluarga karyawan
b. Rekreasi
c. Pendidikan (training,
up grading dan sebagainya)
Pendapat lain
dikemukakan oleh Ghiselli dan Brown(1950), bahwa ada lima faktor yang
menimbulkan kepuasan kerja yaitu :
(1) Kedudukan (posisi)
Umumnya manusia
beranggapan bahwa seseorang yang bekerja padapekerjaan yang lebih tinggi akan
merasa lebih puas daripada yang pekerjaannya lebih rendah. Sesungguhnya hal
tersebut tidak selalu benar, tetapi justru perubahan dalam tingkat
pekerjaannyalah yang mempengaruhi kepuasan kerja.
(2) Golongan
Seseorang yang
memiliki golongan yang lebih tinggi umumnya memiliki gaji, wewenang, dan
kedudukan yang lebih dibandingkan yang lain, sehingga menimbulkan perilaku dan
perasaan yang puas terhadap pekerjaannya.
(3) Umur
Dinyatakan bahwa
ada hubungan antara umur dengan kepuasan kerja, dimana umur antara 25-34 tahun
dan umur 40–45 tahun adalah merupakan umur yang bisa menimbulkan perasaan
kurang puas terhadap pekerjaan.
(4) Jaminan finansial dan jaminan sosial
Jaminan
finansial dan jaminan sosial umumnya berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
(5) Mutu Pengawasan
Kepuasan
karyawan dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari
pimpinan dengan bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwadirinya merupakan
bagian yang penting dari organisasi kerja (Moh. As’ad,1995:113).
Dari berbagai
pendapat diatas dapat dirangkum mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja yaitu (Moh. As’ad, 1995:115-116) :
(1) Faktor psikologi, merupakan faktor yang
berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang meliputi minat, ketentraman dalam
bekerja, sikap terhadapkerja, bakat, dan ketrampilan.
(2) Faktor sosial merupakan faktor yang
berhubungan dengan interaksi sosial baik antar sesama karyawan, dengan
atasannya, maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya.
(3) Faktor fisik merupakan faktor yang
berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan,
meliputi jenis pekerjaan,pengaturan waktu kerja, dan waktu istirahat,
perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara,
kondisi kesehatan karyawan,umur dan sebagainya.
(4) Faktor Finansial, merupakan faktor yang
berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem
dan besarnya gaji, jaminansosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang
diberikan, promosi dan sebagainya.
Daftar Pustaka
Kuswadi. 2004. Cara
Mengukur Kepuasan Kerja Karyawan. Jakarta : PT ElexMedia Komputindo
Miner, J.B. 1992.
Industrial Organizational Psychology. London : Mc Grawhill
Mobley, William. H.
1986. Pergantian Karyawan: Sebab-Sebab Dan Pengendaliannya. Penerjemah : Nurul
Iman. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo
Moh. As’ad. 1998.
Psikologi Industri. Yogyakarta : LIBERTY
Pandji Anoraga. 1992.
Psikologi Kerja. Jakarta : PT RINEKA CIPTA
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.